Fenomena Badan Emak-Emak + 3 Solusinya!

Istilah "badan emak - emak" memang memiliki konotasi negatif, yang sering kali dikaitkan dengan bentuk tubuh wanita pasca melahirkan, disertai perubahan gaya hidup dan proses aging, terjadi penurunan otot, penumpukan lemak terutama pada bagian perut, lengan, paha dan pinggul, disertai dengan kondisi kulit yang mengendur.

Saya sendiri seorang emak - emak veteran diet. Di usia 14 tahun berat badan saya sudah mencapai 60 kg, dan I was a bit chubby. Dari tahun ke tahun selalu mencoba diet gaya baru … dari diet buah (all you can eat buah), diet telur, diet no salt (serius ini rasanya hidup juga terasa hambar), no sugar, diet no carbo (siapa juga yang tahan ga makan buah!? secara buah itu kan juga karbohidrat), sampe sampai diet k-pop (telur dan ubi). Hasilnya? Semua cuman solusi jangka pendek.

Yah berat badan yo-yo saja terus, kadang bisa kurus sampe ke 53 kg (tapi rambutnya rontok habis-habisan, kulit kusam), kadang bisa menggelembung sampai ke 63kg dan lemak pinggul tumpah dari jeans :( . Yang pasti ... pasca melahirkan dan semakin bertambah usia, semakin sulit untuk menurunkan BB. Di usia 30-an, istilah "nafas aja jadi lemak" mulai berlaku. Badan saya-pun bentuknya menjadi tipikal badan emak - emak. 

Kenapa wanita makin bertambah usia, makin sulit menurunkan berat badan? 

1. Badan Semakin Pandai Beradaptasi

Ketika kita melakukan diet secara konsisten, badan memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa. Pada awalnya, metode diet mungkin memberikan hasil yang positif, tetapi seiring waktu, tubuh menjadi semakin terampil dalam menyesuaikan diri dengan perubahan pola makan. Hal ini bisa membuat penurunan berat badan menjadi sulit dan hasilnya cenderung sementara.

2. Beban Hidup Semakin Berat, Stress Semakin Tinggi

Sementara kita bertambah usia, beban hidup juga cenderung meningkat. Tuntutan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, berbagai kewajiban finansial dan tekanan sosial dapat menciptakan tingkat stres yang tinggi. Sementara waktu untuk diri sendiri (menenangkan diri, me time) semakin tipis. Stres dapat memengaruhi hormon dalam tubuh, seperti kortisol, yang dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan, khususnya di area perut. 

3. Beda Prioritas

Dalam tahap kehidupan tertentu, seperti menjadi seorang ibu atau memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam dunia kerja, prioritas sering bergeser dari aspek penampilan fisik ke tugas dan tanggung jawab lainnya. Fokus pada keluarga, pekerjaan, dan kehidupan sosial dapat membuat tantangan menurunkan berat badan menjadi kurang utama, dan hal ini bisa menciptakan hambatan tambahan. 

Setelah memahami penyebabnya, kini kita bisa membuat pendekatan baru. Fokus kita sekarang pada solusi untuk membawa perubahan positif menuju body goal yang diinginkan.

Step 01: Badan tidak perlu dilawan, tapi harus dipahami dan diajak bekerja sama.

Di era yang penuh distraksi dan tanggung jawab, seringkali kita lupa mendengarkan tubuh kita. Pahami cara diet yang sesuai untuk badan kita, misalkan kalau memiliki sakit GERD cari tahu makanan apa yang membuat kenyang tanpa membuat kembung di tubuh kita. Jangan hanya mengikuti tren makanan kekinian, tapi dengarkan tubuhmu dengan meditasi singkat 5 mins setiap pagi. Secara berkala sepanjang hari, tanya tubuhmu gimana rasanya setelah konsumsi makan siang tadi, apakah kenyangnya pas? Apakah kekenyang? Apakah bikin kembung? Lalu tulis dalam food diary … learn about your body! You only have one!

Step 02: Jujur! Waktunya memeriksa prioritas.

Buatlah daftar prioritasmu dan pertimbangkan di mana penurunan berat badan berada dalam hierarki itu. Jangan-jangan memang posisinya di paling bawah setelah nonton drama korea. Kalau demikian, naikkan porisi prioritas penurunan berat badan. Jadi daripada menghabiskan 1 jam nonton drama korea, sebaiknya waktu 15 mins digunakan terlebih dahulu untuk persiapan makanan untuk besok. Jadi bangun pagi stress free, chia pudding sudah tersedia. Yakut dan bua

Step 03: Atur strategi cerdas. Don't set yourself up to failure!

Terkadang kita membuat jebakan untuk diri sendiri. Tanpa perencanaan yang jelas, biasanya memang usaha penurunan berat badan bakalan gagal. Buatlah rencana diet yang sesuai dengan gaya hidup baru, pilih makanan rendah kalori, dan jadwalkan waktu untuk latihan fisik sesuai dengan rutinitas sibukmu, atau bisa juga jam nonton drakornya kini dibarengi sembari treadmill-an/sepeda statik di rumah. Dengan perencanaan yang matang, tujuan penurunan berat badan dapat tercapai tanpa mengorbankan tanggung jawab utama. Motto saya: Jika bisa direncanakan, bisa direalisasikan!

Kesimpulan
Saat mengarungi perjalanan mencapai body goal, ingatlah bahwa setiap langkah kecil kalau ditumpuk setiap hari secara konsisten akan memiliki dampak besar. Meskipun badan kita mungkin pintar beradaptasi, dan hidup terkadang terasa lebih berat dengan tingkat stres yang tinggi serta pergeseran prioritas, ini bukan alasan untuk menyerah. Dengarkan tubuhmu, menjadi jujur dengan prioritasmu, dan atur strategi cerdas untuk mencapai body goal yang diimpikan. Ketika tubuh dan pikiran bekerja sama dalam harmoni, hasil yang diinginkan akan lebih mudah terwujud.